Jumat, 12 Desember 2008

Hikayat Kemarau -untuk sang penabuh padi-

. Jumat, 12 Desember 2008

Seperi hikayat kemarau panjang penabuh padi
dirubung dalam pesta migrasi belalang
menari-nari dipersembahan raja ketika
kidung pestaka meliuk-liuk dari mulut seorang tetua
(orang yang mengusung bongkahan petunjuk sorga, berjanggot lebat,
matanya nanar, cenderung pendar).

Mungkin dirimu tak berhikayat, tapi berkisah
dalam mimpi jutaan pria pembawa hujan. Dan suatu waktu bangun
lalu terlelap kembali, kini berkisah lembu pemakan rumput kering.
“ aku tak berlidah lagi”.
lenguhnya menirus terbawa gelagat angin tak menyejukan

kau terbangun di angin yang berbeda daripada musim
berebut doa dan sesajen di kelam persembahan
pesta para penabuh padi

hanya menunggu langit menangis
atau tertawa dibuatnya

sudah ribuan kata hujan dikirim ke langit,
puluhan lembu tak berawak dilepas layar ke samudera harapan

Hujan…
Hujan…
Hujan….

Basahi janur

Indrawan

Mahasiswa FKIP UNSUR Cianjur Jurusan Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia



Ingin mendapatkan artikel ini langsung ke email anda? Silahkan masukan alamat email yang anda miliki di bawah ini!



0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Makasih sudah memberi komentar pada tulisan ini, Semoga bisa membawa manfaat.

Mohon maaf, komentar yg isinya SPAM terpaksa saya hapus!

Baca juga yang ini
 

Pembaca Setia

Komentar

Advertise

http://bahasa-unsur.blogspot.com is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com | Editing by asnur